Perhelatan turnamen PlayersUnknown’s Battleground (PUBG) Mobile terbesar untuk wilayah South East Asia (SEA), yakni PUBG Mobile Pro League (PMPL) SEA Season 4 telah bergulir. Sebanyak 20 tim bertarung di lima game yang dipertandingkan. Namun, tim-tim Indonesia masih belum menunjukkan taringnya, sedangkan tim-tim dari Thailand dan Malaysia bertengger di lima besar.
Terdapat lima match yang dipertandingkan di hari pertama Weekday kali ini. Layaknya PMPL Indonesia Season 4, hanya dua map saja yang dipertandingkan yaitu Erangel (3x) dan Miramar (2x).
Baca Juga:
- The International 10: EG Pulangkan Elephant, Fnatic Lumat Team Undying
- The International 10: Hancurkan OG, Team Secret Akan Menjamu Invictus Gaming
- Pengembang League of Legend Pastikan Miss Fortune Alami Nerf di Patch 11.21
Di match pertama, tim-tim dari Indonesia seperti nampaknya belum ‘panas’ sehingga gagal menempati posisi tiga besar ataupun lima besar. Bahkan, salah satu tim kebanggaan Indonesia, Bigetron Red Aliens (RA) harus too soon terlebih dahulu. Kemenangan menjadi milik tim asal Malaysia, Geek Fam, dengan total kill sebanyak 7 kill.
Kondisi seperti berlanjut di game kedua dan ketiga di mana FaZe Clan asal Thailand sukses meraih Winner Winner Chicken Dinner (WWCD) di match kedua yang dilangsungkan di Miramar dengan 4 kill. Di match ketiga, juara dari PMPL ID Season 4, Genesis Dogma GIDS, sukses membangkitkan kepercayaan diri tim-tim Indonesia dengan menempati posisi runner-up setelah kalah dengan Eagle Esport di pertarungan zona terakhir.
Hingga match keempat dan kelima, tim-tim seperti Bigetron RA, RRQ Ryu, EVOS Reborn, dan NFT Esports, tak kunjung menunjukkan taringnya. Match keempat menjadi milik Axis RedONE dengan 8 kill dan Vampire Esports di match kelima dengan 10 kill.
Berikut ranking sementara di hari pertama Weekday 1 PMPL SEA Season 4:

Tentunya hasil ini bukan menjadi sesuatu yang diharapkan oleh publik pecinta PUBG Mobile di Indonesia. Performa tim yang menurun, rotasi yang buruk dan telat sehingga lebih sering bertarung di blue zone, dan sering kalah dalam pertarungan jarak dekat menjadi pekerjaan rumah yang berat bagi tim-tim Indonesia.
Lantas, apakah tim Indonesia bisa bermain lebih baik di hari kedua? Atau, kembali menjadi ‘bulan-bulanan’ tim lain?