Perusahaan pengembang asal Jepang yaitu SEGA pada akhir bulan Desember 2021 lalu mengajukan dengan menyertakan logo SEGA NFT kepada Kantor Paten Jepang. Hal tersebut kemudian ditanggapi dengan diterbitkannya trademark baru mengenai SEGA NFT pada Jumat, (14/1) kemarin.
Berdasarkan laporan dari VCG, SEGA mengumumkan bahwa pihaknya secara resmi bekerja sama dengan double jump.tokyo yaitu sebuah perusahaan pengembang game blockchain dan NFT yang berbasis di Jepang.
Setelah pengumuman itu, pada akhir tahun lalu SEGA mengajukan trademark SEGA NFT kepada Kantor Paten Jepang dan menerbitkannya pada hari ini. Namun pada minggu lalu, Haruki Satomi, CEO SEGA tampaknya agak berhati-hati dengan gagasan tersebut dan mengakui adanya negativitas di lingkungan NFT.
BACA JUGA:
- Kecewa! Karyawan Activision Blizzard Membicarakan Tentang Perusahaan yang ‘Diam’ di Tengah Pemogokan
- Kembalinya Sang Anak Emas ‘nitr0’ Jadi Kepingan Terakhir untuk Team Liquid CS:GO
- Naoki Yoshida Umumkan Final Fantasy 14 Akan Dijual Kembali
Sementara itu, jauh sebelum apa yang diakui oleh Haruki Satomi. Saat mengetahui SEGA bekerja sama dengan double jump.tokyo, beberapa pengguna Twitter tampak tidak menyetujui keputusan tersebut.
Pemilik akun @Mardiculous misalnya, ia mengatakan, “Jangan lakukan itu. Tolong.” Kemudian pengguna akun Twitter lainnya juga membalas cuitan SEGA dengan berkata, “Ini adalah perusahaan yang sama yang membuat game khusus yang bertujuan mencegah wasteland mekanisme dan beracun. Ini hanya akan mengecewakan. Terutama penggemar Sonic seperti saya.”
Adanya trademark ini mungkin dapat menunjukkan bahwa Satomi bermaksud untuk melanjutkan rencananya terjun di dunia NFT. Namun selama pertemuan manajemen yang berlangsung baru-baru ini, tampaknya Satomi akan bersedia membatalkan rencananya untuk NFT.
Tampak terdengar tidak masuk akal dan konyol memang. Tapi menurut Satomi jika diketahui terdapat ‘simple money-making’ atau skema pembuatan uang sederhana daripada sesuatu yang dapat memikat pengguna. Maka SEGA akan membatalkannya untuk terjun ke NFT.

Menurutnya ada banyak hal yang perlu dicermati seperti memitigasi dampak negatif dan seberapa berpengaruhnya regulasi di Jepang hingga apa saja yang akan diterima dan tidak diterima oleh pengguna.
“kami akan mempertimbangkan ini lebih lanjut jika ini mengarah pada misi kami ‘Terus Menciptakan, Selamanya Memikat’, tetapi jika dianggap menghasilkan uang sederhana, saya ingin membuat keputusan untuk tidak melanjutkan,” ujar Satoni yang dikutip dari VGC pada Senin, (17/1).
Saat ini, blockchain atau uang kripto menjadi lebih populer tidak hanya dikalangan industri bisnis. Namun juga mulai menjangkau sektor lainnya tak terkecuali industri gaming. Beberapa perusahaan yang sudah mulai menjual item digital sebagai NFT adalah Ubisoft dan Konami.
Sementara yang lainnya seperti Square Enix telah menyatakan antusiasmenya terhadap tren teknologi dan mungkin saja itu termasuk adanya blockchain atau NFT. Jika mengikuti pasar, langkah SEGA terjun dalam dunia NFT mungkin sudah dianggap tepat sasaran. Kalau menurut gamer bagaimana? SEGA udah tepat belum sih punya trademark SEGA NFT?