Kabar mengejutkan datang dari skena Counter Strike: Global Offensive (CS:GO). Juara 3 kali turnamen Major, Astralis, resmi berpisah dengan dua pemainnya, yakni Peter ‘dupreeh’ Rasmussen dan Emil ‘Magisk’ Reif, serta pelatih terbaik mereka, Danny ‘zonic’ Sørensen.
Keputusan untuk melepas tiga punggawa tersebut telah dikonfirmasi secara resmi oleh Astralis melalui Twitter mereka, @AstralisCS. Hal tersebut tentunya mengejutkan banyak pihak lantaran ketiga orang tersebut merupakan punggawa yang berhasil membawa Astralis berjaya di dunia CS:GO.
Unggahan sebuah video dengan durasi 2 menit 1 detik tersebut menjadi ‘kado’ terakhir yang diberikan Astralis untuk jasa-jasa mereka. Astralis tentunya sangat berutang budi kepada dupreeh, Magisk, dan zonic karena tanpa mereka, Astralis mungkin tidak bisa mendapatkan gelar Major di CS:GO.
Baca Juga:
- 10 Game Terbaik yang Hadir di Xbox Game Pass yang Bisa Kalian Mainkan Bersama Keluarga Kala Liburan
- Terbukti Tidak Bersalah! Sanksi xiao8 Dicabut dan Kembali Latih PSG.LGD
- Bersiaplah Dota 2 SEA! META Spirit Breaker Midlane akan Membanjiri Publik
Sebelum ketiga punggawa tersebut, Astralis juga harus kehilangan salah satu pemain bintangnya yaitu Nicolai ‘dev1ce’ Reedtz ke tim Ninjas in Pyjamas (NiP). Keluarnya dupreeh, Magisk, dan zonic juga menjadi pertanda bahwasanya skuat yang berhasil meraih ELEAGUE Major: Atlanta 2017, FACEIT Major: London 2018, dan StarLadder Berlin Major 2019, menyisakan dua punggawa saja, yakni Andreas ‘Xyp9x’ Højsleth dan Lukas ‘gla1ve’ Rossander.

Posisi dupreeh dan Magisk digantikan oleh Kristian ‘k0nfig’ Wienecke dan Benjamin ‘blameF’ Bremer. Sedangkan, untuk kursi pelatih, Alexander ‘ave’ Holdt, yang pernah membawa North meraih gelar di DreamHack Masters Stockholm 2018, akan menggantikan zonic.
Perubahan roster di tubuh Astralis ini tentunya akan sangat baik lantaran memberikan ‘panggung’ yang lebih besar bagi pemain-pemain muda. Namun, publik tentunya akan memikirkan hal yang sama, akankah roster Astralis ini mampu menjadi ‘The New Era of Astralis’? Atau, justru membawa tim kebanggaan negara Denmark ini ke ‘The End of an Era’?